KETUBAN PECAH DINI (KPD)
A.PENGERTIAN
Myles.2009.Buku
Ajar bidan Edisi 14.Jakarta:EGC
Kondisi ini terjadi
sebelum kehamilan mencapai usia gestasi 37 minggu ketika ketuban pecah janin
jadi pada terjadi tanpa awitan aktivitas uterus spontan ang menyebabkan
dilatasi serviks .
KPD terjadi pada 2%
kehamilan. Abrupsio plasenta tejadi pada 4-7% wanita ang mengalami KPD .
Kondisi memiliki angka kekambuhan 21-32% pada kehamilan berikutnya (svigos et
al 1999). Hal ini dapat berkaitan dengan inkompetensi serviks (meskipun
kontraksi uterus cenderung menyertai pecahnya ketuban pada kondisi ini) .
terdapat hubungan yang kuat KPD dan kolonisasi vagina maternal dengan mikroorganisme
yang berpotensi pathogen.
Varney,
Helen.2004.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol. 2.Jakarta:EGC
Ketuban
pecah dini dapat secara teknis didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum
awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi. Namum dalam praktek dan
penelitian, pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari
waktu pecah ketuban sampai awitan persalinan. Interval ini disebut periode
laten dan dapat terjadi kapan saja dari 1 sampai 12 jam atau lebih.
Prawirbohardjo,sarwono.2010.Ilmu
Kebidanan Edisi 4 cetakan 3.Jakarta:PT Bina Pustaka
Dalam keadaan normal ,selaput ketuban
pecah dalam proses persalinan .ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan.Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur .dalam
keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.
Nugroho, Taufan.2010.Kasus Emergency Kebidanan.Yogjakarta:Nuha Medika ketuban
pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan /sebelum inpartu ,pada pembukaan < 4 cm (fase
laten ).hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.l
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu . KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan .
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan ,dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan .Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek ,bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrom).
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu . KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan .
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan ,dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan .Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek ,bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrom).
Mocthar,
Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta.EGC Ketuban
pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of membrane (PROM) adalah
pecahnya ketuban sebelum inpartu ;yaitu
bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm.
Bila
periode laten terlalu panjang dan
ketuban sudah pecah ,maka dapt
terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah
karena adanya antibiotika spectrum luas maka
hal ini dapat ditekan .
Sampai
saat ini masih banyak pertentangan mengenai penatalaksanaan PROM yang bervariasi
dari “doing nothing” sampai pada tindakan yang berlebih-lebihan . menurut
EASTMAN insiden PROM ini kira- kira 12% dari semua kehamilan.
B.
ETIOLOGI
Penyebab
dari PROM tidak atau masih belum jelas
,maka preventif tidak dapat dilakukan ,kecuali dalam usaha menekan infeksi .
kemungkinan
yang menjadi factor predisposisi nya adalah
·
Infeksi :infeksi yang terjadi secara
langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada
cairan ketuban bisa menyebabkan terjadi
nya KPD.
·
Serviks yang inkompetensia ,kanalis
servikalis yang selalu terbuka oleh
karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan ,curettage)
·
Tekanan intra uterin yang meninggi atau
meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma ,hidramnion ,
gamelli.
·
Trauma yang didapat misalnya hubungan
seksual,pemeriksaan dalam ,maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD
karena biasanya disertai infeksi.
·
Kelainan letak ,misalnya sungsang
sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang
dapat menghalangi tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
·
Faktor lain :
Ø Faktor
golongan darah ,akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban.
Ø Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul
ibu .
Ø Factor
multi graviditas ,merokok dan perdarahan antepartum .
Ø Defisiensi
gizi dari tembaga atau asam karbonat (vitamin c).
Nugroho, Taufan.2010.Kasus Emergency Kebidanan.Yogjakarta:Nuha
Medika
C. PREDIPOSISI
Beberapa faktor resiko dari KPD :
·
Inkompetensi serviks (leher rahim )
·
Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
·
Riwayat KPD sebelumnya
·
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
·
Kehamilan kembar
·
Trauma
·
Serviks(leher rahim) yang
pendek(<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu .
·
Infeksi pada kehamilan seperti bakterial
vaginosis
D. TANDA
DAN GEJALA
·
Tanda yang terjadi adalah keluarnya
cairan ketuban merembes melalui vagina
·
Aroma air ketuban berbau manis dan tidak
seperti bau amoniak ,mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes
,dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
·
Cairan ini tidak akan berhenti atau
kering karena terus diproduksi sampai kelahiran .tetapi bila anda duduk atau
berdiri ,kepala janin yang sudah terletak dibawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara.
·
Demam ,bercak vagina yang banyak ,nyeri
perut ,denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
E. MEKANISME KETUBAN PECAH DINI
Prawirohardjo,sarwono.2010.Ilmu
Kebidanan Edisi 4 cetakan 3.Jakarta:PT Bina Pustaka
Ketuban pecah dini dalam persalinan secara
umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang.selaput ketuban
pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan
selaput ketuban inferior rapuh ,bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat
keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.perubahan
struktur,jumlah sel ,dan katabolisme kolagen menyebabkan aktifitas kolagen
berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Faktor
risiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah :
·
Berkurangnya asam askorbik sebagai
komponen kolagen
·
Kekurangan tembaga dan asam askorbik
yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok.
Degradasi
kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.
Mendekati
waktu persalinan ,keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi
proteolitik dari matriks ekstraselular dan membrane janin.aktivitas degradasi
proteolitik ini meningkat menjelang persalinan.pada penyakit periodontitis
dimana terdapat peningkatan MMP ,cenderung terjadi ketuban pecah dini.
Selaput
ketuban sangat kuat pada kehamilan muda .pada trimester ketiga seaput ketuban
mudah pecah.melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus ,kontraksi rahim ,dan gerakan janin.pada trimester terakhir
terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban .pecahnya ketuban pada
kehamilan aterm merupakan hal fisiologis .ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur disebabkan oleh adanya factor-faktor eksternal ,misalnya infeksi yang
menjalar dari vagina.ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramion ,inkompeten serviks ,solusio plasenta.
E.DIAGNOSA
Menegakkan diagnose KPD secara tepat sangat penting
·
Karena diagnosa yang positif palsu
berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal atau
melakukan seksio sesaria yang sebetulnya tidak ada indikasinya.
·
Sebaliknya diagnose yang negative palsu berarti akan membiarkan ibu
dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin ,ibu
atau keduanya.
·
Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang
cepat dan tepat
·
Diagnosa KPD ditegakkan dengan cara :
Ø 1.
Anamnesa
v Penderita
merasa basah pada vagina ,atau
mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir.cairan
berbau khas ,dan perlu juga diperhatikan warna keluarnya cairan tersebut,his
belum teratur dan belum ada ,dan belum ada pengeluaran darah.
Ø 2.
Inspeksi
v Pengamatan
dengan mata biasa ,akan tampak keluarnya cairan dari vagina ,bila ketuban baru
pecah dan jumlah air ketuban masih banyak ,pemeriksaan ini akan lebih jelas.
Ø 3.pemeriksanaan
dengan spekulum
v Pemeriksaan
spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari ostium uteri eksternum (OUE)
kalau belum juga tampak keluar ,fundus uteri ditekan ,penderita diminta batuk
.mengeejan atau mengadakan maneuver valsava ,atau bagian terendah digoyangkan
,akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik
anterior.
Ø 4.
Pemeriksaan dalam
v Didalam
vagina didapati cairan dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
v Mengenai
pemeriksaaan dalam vagina dengan taucher perlu dipertimbangkan ,pada kehamilan
yang kurang bulan yang belum dalam persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan
dalam .karena pada waktu pemeriksaan dalam ,jari pemeriksa akan mengakumulasi
segmen bawah rahim dengan flora vagina yang normal.mikroorganisme tersebut bisa
dengan cepat menjadi pathogen.
v Pemeriksaan
dalam vagina hanya dilakukan kalau KPD yang sudah dalam persalinan atau yang
dilakukan induksi persalinan dan dibatasi sedikit mungkin.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
·
1.pemeriksaan Laboratorium
Ø Cairan
yang keluar dari vagina perlu diperiksa: warna ,konsentrasi ,bau dan pH nya.
Ø Cairan
yang keluar dari vagina ini ada air
ketuban ,urine atau sekret vagina
Ø Sekret
vagina ibu hamil pH : 4-5,dengan kertas nitrazin tidak berubah warna ,tetap
kuning.
Ø Tes
lakmus (tes nitrazin ),jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menjukan
adanya air ketuban (alkalis) .pH air ketuban 7-7,5 ,darah dan infeksi vagina
dapat menghasilkan tes yang positif palsu.
Ø Mikroskopik
(tes pakis) ,dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan
kering .pemeriksaan mikroskopis menunjukan gambaran daun pakis.
·
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Ø Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.
Ø Pada
kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.namun sering terjadi
kesalahan pada penderita oligohidramnion .
G.
PROGNOSIS
Myles.2009.Buku
Ajar bidan Edisi 14.Jakarta:EGC
Risiko KPD meliputi :
·
Persalinan , yang dapat terjadi kapan
saja sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur.
·
Korioamnionitis ,yang dapat berlanjut
menjadi infeksi sistemik ibu dan janin jika tidak segera diobati
·
Oligohidramion jika terjadi KPD
berkepanjangan ,dengan masalah terkait janin ,termasuk hipoplasia pulmoner.
·
Masalah psikososial karena kondisi janin dan neonatus yang tidak
pasti dan hospitalisasi yang lama
·
Prolaps tali pusat
·
Malpresentasi yang berhubungan dengan
prematuritas
·
Perdarahan antepartum primer
Komplikasi yang
timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan .dapat terjadi
infeksi maternal maupun neonatal ,persalinan prematur ,hipoksia karena kompresi
tali pusat ,deformitas janin ,meningkatnya insiden seksio sesaria ,atau
gagalnya persalinan normal.
v Persalinan
prematur
Setelah
ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan.periode laten tergantung
umur kehamilan.pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban
pecah .pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam .pada
kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
v Infeksi
Risiko
infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini .pada ibu terjadi
korioamnionitis.pada bayi dapat terjadi septikemia,pneumonia ,omfalitis.
umumnya terjadi korioamnionitis sebelum terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi .pada ketuban pecah dini prematur ,infeksi lebih sering daripada
aterm.secara umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat
sebanding dengan lamanya periode laten.
v Hipoksia
dan asfiksia
Dengan
pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia.terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan
derajat oligohidraminion,semakin sedikit air ketuban ,janin semakin gawat.
v Sindrom
deformitas janin
Ketuban
pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
,kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin,serta hipoplasi
pulmonar.
H. PENATALAKSANAAN
Nugroho,
Taufan.2010.Kasus Emergency Kebidanan.Yogjakarta:Nuha Medika
·
1. Konservatif
Ø Rawat
dirumah sakit
Ø Beri
antibiotika : bila ketuban pecah >6 jam berupa :ampisilin 4 x 500 mg atau
gentamycin 1 x 80 mg.
Ø Umur
kehamilan <32-34 minggu :dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi .
Ø Bila
usia kehamilan 32-34 minggu ,masih keluar air ketuban ,maka usia kehamilan 35
minggu dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan (hal sangat tergantung pada
kemampuan perawatan bayi premature)
Ø Nilai
tanda-tanda infeksi (suhu,leokosit
,tanda-tanda infeksi intrauterine)
Ø Pada
usia kehamilan 32-34 minggu ,berikan steroid selama untuk memacu kematangan
paru-paru janin.
·
2. Aktif
Ø Kehamilan
>35 minggu :induksi oksitosin ,bila gagal dilakukan seksio sesaria.
·
3. Cara induksi : 1 ampul syntocinon
dalam dektrose 5%,dimulai 4 tetes /menit ,tiap ¼ dinaikkan 4 tetes sampai
maksimum 40 tetes /menit .
Ø Pada
keadaan CPD ,letak lintang dilakukan seksio sesaria.
Ø Bila
ada tanda-tanda infeksi :beri antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Varney,
Helen.2004.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol. 2.Jakarta:EGC
apapun pilihan
penatalaksanaan yang digunakan ,penatalaksaan perawatan persalinan yang
digunakan sama seperti persalinan yang
lain , dengan tambahan sebagai berikut :
1.
Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam
.kenaikan suhu sering kali didahului kondisi ibu yang menggigil
2.
Lakukan pemantauan djj . pemeriksaan djj
setiap jam sebelum awitan persalinan adalah tindakan yang adekuat sepanjang djj
dalam batas normal . pemantauan djj ketat dengan alat pemantau janin elektronik
secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat
janin akibat kompresi tali pusat atau induksi . takikardia dapat
mengindikasikan infeksi intrauteri.
3.
Hindari pemeriksaan dalam yang tidak
perlu.
4.
Ketika melakukan pemeriksanaan
dalam yang benar-benar diperlukan
,perhatikan hal-hal berikut :
a) Apakah dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
b) Bau rabas atau cairan di sarung tangan anda,,
c) Warna
rabas atau cairan yang di sarung tangan
anda .
5.
Beri perhatian lebih seksama terhadap
hidrasi agar dapat diperoleh gambaran jelas dari setiap infeksi yang timbul
.sering kali terjadi peningkatan suhu tubuh akibat dehidrasi.
Ketuban pecah dini akan dapat
menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya.bidan harus membantu wanita
dalam mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan kelahiraan janin
prematur serta risiko tambahan
korioamnionitis . rencana penatalaksanaan yang melibatkan kemungkinana periode tirah baring dan
hospitalisasi yang memanjang harus didiskusisikan dengan wanita dan .pemahaman dan kerjasama mereka merupakan hal
yang penting untuk kelanjutan kehamilan.
Periksa dalam dengan jari
meningkatkan risiko infeksi dan tidak perlu dilakukan pada wanita dengan pecah
ketuban dini ,karena dia akan diurus sesuai kebutuhan persalinan sampai
persalinan terjadi atau timbul tanda dan
gejala korioamnionitis. Jika timbul tanda
dan gejala korioamnionitibs ,diindikasikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter yang menangani
wanita guna menginduksi persalinan dan perlahiran . pilihan metode persalinan
(melalui vagina atau seksio seksar ) bergantung pada usia gestasi ,presetasi ,
dan berat korioamnionitis .
Pada saat pelahiran ,kultur yang
sesuai haus didapatkan ,termasuk kultur uterus , sisi maternal dan janin
plasenta ,tali pusat ,dan cairan lambung yang di aspirasi dari bayi baru lahir
.beberapa ahli pediatric juga mengklutur kulit atau telinga bayi atau keduanya
.apakah ahli pediatric harus hadir pada saat perlahiran bergantung pada lama ketuban sudah pecah , ada atau
tidak ada infeksi ,lama gestasi kehamilan ,dan protocol bagian pediatric pada
institusi terkait .angka mortalitas perinatal untuk semua usia gestasi ketika
terjadi pecah ketuban adalah 2,6 sampai 11 persen .
POLIHIDRAMION
A. Pengertian
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis
Obstetri Fisiologi dan Patologi.Jakarta:EGC
Adalah suatu
keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau
lebih dari 2 liter. Beberapa ahli ada yang berpendapat sampai 4 atau 4,
sedangkan Kuster mendapatkan sampai 15
liter pada kehamilan baru 5 bulan.
Nugroho, Taufan.2010.Kasus
Emergency Kebidanan.Yogjakarta:Nuha Medika
Adalah keadaan
dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal atau lebih dari 2 liter.
B. Tipe
Penyakit
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi.Jakarta:EGC
1.
Hidramnion
Kronis
Banyaknya dijumpai. Pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan
dalam beberapa minggu atau bulan, dan biasanya terjadi pada kehamilan yang
lanjut.
Menurut “Myles.2009.Buku Ajar bidan Edisi
14.Jakarta:EGC” tipe ini
biasanya dimulai pada usia kehamilan kira-kira 30 minggu.
2.
Hidramion
Akut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja. Biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5
dan ke 6. Komposisi dari air ketuban pada hidramion, menurut penyelidikan, serupa
saja dengan air ketuban normal.
Menurut “Myles.2009.Buku Ajar bidan Edisi
14.Jakarta:EGC” tipe ini biasanya terjadi pada usia kehamilan kira-kira 20 minggu. Uterus
mencapai sifisternum dalam 3 atau 4 hari. Tipe ini biasanya berhubungan dengan
kembar monozigot atau abnormalitas janin yang parah.
C. Frekuensi
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis
Obstetri Fisiologi dan Patologi.Jakarta:EGC
Yang sering kita jumpai adalah hidramion yang ringan,
dengan jumlah cairan 2-3 liter. Yang berat dan akut jarang. Frekuensi
hidramion kronis adalah 0,5-1%.
Insiden dari
kongenital anomali lebih sering kita dapati pada hidramion yang sebesar
17,7-29%.
Hidramion sering kita dapati bersamaan dengan :
a.
Gemeli
atau hamil kembar (12,5%)
b.
Hidrops
foetalis
c.
Diabetes
melitus
d.
Toksemia
gravidarum
D. Etiologi
NN.1984.Obstetri Patolog
Fakultas Padjadjarani.Bandung:Elstar Offset
Etiologi hidramnion belum jelas
Secara teori hidramnion bisa terjadi karena :
a.
Produksi
air ketuban bertambah : yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion
tetapi air ketuban dapat juga bertambah karena cairan lain masuk ke dalam
ruangan amnion misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anencephalus.
b.
Pengaliran
air ketuban terganggu
Air
ketuban yang telah dibuat dialirkan dan digantikan dengan yang baru. Salah satu
jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus dan dialirkan
ke placenta, akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang
terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia esophagei, anencephalus
atau tumor-tumor plasenta.
Pada anencephalus
dn spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi karena transdusi dari selaput
otak dan selaput sumsum belakang.
Selain daripada itu anak anencephal tidak menelan dan
pertukaran air terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini
kencing berlebihan.
Pada atresia oesophagus, hidramnion terjadi karena anak
tidak meenelan. Pada gemeli mungkin disebabkan karena anak tidak menelan. Pada
gemeli mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya
lebih kuat dan karena itu juga menghasilkan banyak air kencing. Mungkin juga
karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan kembar. pada hidramnion sering
diketemukan placenta yang besar.
E. Prediposisi
Mochtar, Rustam.1998.Sinopsis
Obstetri Fisiologi dan Patologi.Jakarta:EGC
Walaupun etiologi tidak jelas, namun ada faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya hidramnion antara lain:
-
Penyakit
jantung
-
Nefritis
-
Edema
umum (anasarka)
-
Anomali
kongenital (pada anak) seperti anensefali, spina bifida, atresia atau striktur
esofagus, hidrosefalus dan struma blocking oesophagus.
Dalam hal ini terjadi karena :
·
Tidak
ada stimulasi dari otak dan spina
·
Excressive
urinary secretion
·
Tidak
berfungsinya pusat menelan dan haus
·
Transudasi
langsung dari cairan meningeal ke dalam amnion
-
Simpul
tali pusat
-
Diabetes
melitus
-
Gemeli
uniovulair
-
Malnutrisi
-
Penyakit
kelenjar hipofisis
-
Pada
hidramion biasanya plasenta lebih besar dan lebih berat dari biasa kerena itu
trandusi menjadi lebih banyak dan timbul hidramnion.
F. Diagnosis
1.
Anamnesis
-
Perut
lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa.
-
Pada
yang ringan keluahan-keluahan subyektif tidak banyak.
-
Pada
yang akut atau pada pembesaran uterus yang cepat, maka terdapat keluhan-keluhan
yang disebabkan karena tekanan pada organ, terutama pada diagfragma, seperti
sesak (dispnoe), nyeri ulu hati dan sianosis.
-
Nyeri
perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah.
-
Edema
pada tungkai, vulva,dinding perut.
-
Pada
proses akut dann perut besar sekali, bisa syok, berkeringat dingin, dan sesak.
2.
Inspeksi
-
Kelihatan
perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit jelas
dan kadang-kadang umbilikus mendatar.
-
Kalau
akut, si ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah membawa
kandunganya.
3.
Palpasi
-
Perut
tegang dan nyeri tekan serta terjadi
edema pada dinding perut vulva dan tungkai.
-
Fundus
uteri lebih tinggi dari tuanya kehamilan sesungguhnya.
-
Bagian-bagian
janin sukar dikenali karena banyaknya cairan.
-
Kalau
pada letak kepala, kepala janin bisa diraba, maka ballotement jelas sekali.
-
Karena
bebasnya janinn bergerak dan kepala tidak terfiksir, maka dapat terjadi
kesalahan-kesalahan letak janin.
4.
Auskultasi
Denyut jantung janin sukar didengar atau kalau terdengar halus sekali.
5.
Rontgen
Foto Abdomen
-
Nampak
bayangan berselubung kabur karena banyaknya cairan, kadang-kadang bayangan
janin tidak jelas.
-
Foto
Rontgen pada hidramnion berguna untuk diagnostik dann untuk menentukan etiologi seperti anomali
kongenital (anensefali atau gemeli).
6.
Pemeriksaan
Dalam
Selaput ketuban teraba tegang dan menonjol walaupun di luar his
G. Diagnosa
Banding
Bila seorang ibu datang dengan perut yang lebih besar
dari kehamilan yang seharusnya kemungkinan :
-
Hidramnion
-
Gameli
-
Asites
-
Kista
ovarii
-
Kehamilan
beserta tumor
H. Prognosis
Pada janin, prognosanya agak buruk (mortalitas ± 50%),
terutama karena :
-
Kongenital
anomali
-
Prematuritas
-
Komplikasi
karena kesalahan letak anak yaitu pada letak lintang atau tali pusat menumbung
-
Eritroblastosis
-
Diabetes
Melitus
- Solusio plasenta kalau ketuban pecah tiba-tiba
Pada ibu :
-
Solusio
plasenta
-
Atonia
uteri
-
Perdarahan
postpartum
-
Retensio
plasenta
-
Syok
-
Kesalahan-kesalahan
letak janin menyebabkan partus jadi lama dan sukar.
I. Terapi
Terapi hidramnion dibagi dalam 3 fase :
1.
Waktu
hamil (di BKIA)
- Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan
berikan terapi simtomatis.
- pada hidramnion yang berat dengan
keluhan-keluhan, harus dirawat dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan
diet rendah garam. Obat-obatan yang dipakai adalah sedativa dan obat diuresis.
Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan fungsi
abdominal pada kanan bawah umbillikus.
Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang. Kalau
cairan dikeluarkan secara dikwatirkan terjadi his dan solusio plasenta apalagi
anak belum viable.
Komplikasi pungsi dapat berupa timbul his, trauma pada janin, terkenanya
organ-organ rongga perut oleh tusukan dan infeksi serta syok. Bila sewaktu
melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya jarum mengenai plasenta maka pungsi
harus dihentikan.
2.
Waktu
partus
-
Bila
tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu.
-
Bila
keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal
melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah
ketuban pada beberapa tempat lalu air ketuban akan keluar peln-pelan .
-
Bila
sewaktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air
ketuban mengalir keluar deras, masukkanlah tinju kedalam vagina sebagai tampon
beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan.
3.
Postpartum
-
Harus
hati-hati akan terjadinya perdarahan postpartum, jadi sebaiknya lakukan
pemeriksaan golongan dan transfusi darah serta sediakan obat uterotonika.
-
Untuk
berjaga-jaga pasanglah infus untuk pertolongan perdarahan postpartum
-
Kalau
perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah ibu setelah partus lemah, maka untuk
menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup
H. Penatalaksanaan
Varney, Helen.2004.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol. 2.Jakarta:EGC
Apabila bidan mencurigai seorang wanita mengalami
polihidramion, pemeriksaan berikut harus dilakukan :
1.
Pemeriksaan
ultrasonografii untuk memastikan diagnosis dan mengidentifikasi komplikasi dan
kondisi penyerta pada plasenta dan janin.
2.
Penapisan
diabetes
3.
Penapisan
Rh alloimunisasi
Setelah diagnosis polihidramion dipastikan, segera
konsultasikan dengan dokter konsultan. Apabila terdapat anomali kongenital,
maka wanita tersebut sangat memerlukan dukungan emosi. Wanita dengan polihidramion
mengalami sejumlah kesulitan dan ketidaknyamanan akibat masalah mekanis
sehingga bidan perlu mengambil tindakan untuk menguranginya.
Queen of spades Casino Review 2021 - Shootercasino.com
BalasHapusQueen of Spades Casino, one of the 인카지노 oldest online casinos in the world, is a reputable online 제왕카지노 casino that is licensed by the government of Curacao, Rating: 5 · Review by shootercasino.com 메리트 카지노